Thursday, April 24, 2014

(kembali) ke Pulau Weh ala Backpacker

Jum’at 18 april 2014 pukul 06.30 WIB saya dikejutkan oleh hasil percakapan via handphone antara teman saya yang berada di Lampung dan temannya yang berada di Sabang. Saya teukejot raya panyang (istilah orang Aceh jika kagetnya pakek buaanget) :-D


Naik apa? Tanya temennya kawan saya yang tinggal di Sabang. Kereta bang jawab saya (umumnya orang Aceh sebutkan kereta untuk motor. Kereta? Kereta Api keless :p atau sering juga menyebutnya dengan Honda, padahal ada dua orang teman saya yang menggunakan Yamaha- Entah mengapa demikian, ya mungkin karena Honda nyampe duluan kali yaa, meski yamaha semakin didepan). Harusnya jam segini kamu sudah di pelabuhan, apalagi ini long-weekend. Hadeuuh baru saya ingat ketika beberapa tahun yang lalu saya dan keluarga ke sabang pagi-pagi buta kami udah antrikan mobil di Pelabuhan ckckck. Serius lho, saya kaget buangett! Apa yang harus saya lakukan? Listrik padam pakaian belum saya setrika, mandipun belum. kacau dah karena saya belum sempat packing wkwk, 7 jam perjalanan Banda Aceh-Aceh Utara baru saya tempuh, bahkan adik saya yang mau ikutan ke Pulau Weh nekat ga mandi pagi (Maaf rahasianya dibongkar biar yang baca pada tau bahwa saat itu kita benar-benar diburu waktu jajaja)


Langsung kami berbenah secepat mungkin sambil sibuk menelfon teman-teman yang akan ikut menyebrang. Salah satunya Anto kawan baru dari komunitas Backpacker Indonesia Chapter Surabaya dan juga ada yang nyusul Mba Nad dari komunitas BPI RW9 yang ketika saya hubungi diluar jangkauan, hehe beliau masi diudara dari Jakarta menuju Banda Aceh.

--15 menit kemudian saya sampai di Pelabuhan Ulee Lheu, Alhamdulillah ya sampai dengan selamat dan langsung menuju antrian. Benar saja saya dapat antrian paling jauh dari loket, harap-harap cemas semoga masih sisa tiket dan Alhamdulillah setelah antri lama 8 tiket untuk penumpang, 2 tiket motor sudah ditangan dan sisa 3 tiket motor lagi yang tidak diperbolehkan beli oleh peugas karena saya tidah hafal Plat motor mereka. Setelah menunggu beberapa belas menit kemudia teman saya UK (baca: YuKe-biar keren beuhh) sampai dipelabuhan dan kembali dalam antrian panjang untuk membeli 3 tiket motor lagii,wkwkwk 

*Pelajaran Moral: Jangan sepelekan perjalanan anda yang pertama kalinya meski itu berada di daerah kelahiran anda haha prepare dengan baik yahh
kiri-kanan (maput, riza, nai, lidor, pass pass, dian, anto

nahh yg ditengah UK namanyahh


Berikut Itin 3 hari di Pulau Weh bersama konco-konco seperjuangan :))

Jum’at, 19 februari 2014:

07.00-10.30: Ngantri beli tiket, sarapan, meeting point dan antrikan motor ke dalam kapal

10.30-13.30: Nyebrang dari Ulee Lheu-Balohan

13.30- 14.30: Menuju Gapang cari penginapan, Anto menuju Mesjid Jum’atan

14.30-15.30: ISoMaS (Istirahat sejenak, Solat dhuhur, Makan Siang) di Pantai Gapang

15.30-16.30: Menuju Km0 dan Shalat Ashar di Mushalla di area Km0

16.30-18.30: Ceprat-Cepret dan waiting for sunset

18.30-20.00: ISoMaM (Menuju Masjid di Iboih Solat magrib,Makan Malam di Warung depan Gapang Resort)
20.00-23.30: Peh Te’em  di Pantai Gapang, lalu menuju kamar dan istirhat sampai Subuh

Sabtu, 20 februari 2014:
05.30-07.30: Menikmati sunrise di Pantai Gapang
08.00-12.00: Menuju Iboih, breakfast di Pantai Iboih, dan Snorkling di Rubiah
12.00-14.00: Kembali ke Gapang, ISoMaS, Check Out
14.00-15.40: Explore Air Terjun Priya Laot dan Solat ashar
15.40-17.50: Explore Balik Gunung, Pasir Putih, Pantai Bango dan menuju kota Jl.Teuku Umar mencari penginapan  ke rumah Om Apit numpang satu malam :-D
18.00-18.30: ke Sabang Fair dan sunset time di Pantai Kasih
18.30-05.00: SoMamI (Solat, Makan Malam, Istirahat) di rumah Om Apit

Minggu, 21 februari 2014:
05.00-07.30: Solat Subuh, siap-siap muteri sabang lagi, breakfast
07.30-11.30: Menuju Piyoh dan explore Tapak Gajah, Benteng Jepang, Sumur Tiga, Ujong Kareung, Anoi Itam
11.30-14.00: Explore Buket Balohan, Gunung Merapi, Danau Aneuk Laot, menuju Balohan


Budget-IDR
Personal Budget
1.      Tiket PP                               = 50k
2.      Snorkling Full set                  = 45k
3.      Makan-Minum                     = Suka-Suka ^_^ umumnya Nasi Campur 13k, Es Teh Manis 5k, Aneka Juice 6k, Pop Mie 10k, Softdrink 10k, MineralWater-50ml 5k
Sharing Cost
1.      TiketMotor PP                     = 60k
2.      BensinMotor                        = Full-tank 15k (Cuma 2kali isi, hemat motor saya hihi)
3.      Penginapan di Gapang          = 250k
4.      SpeedBoat ke Pulau Rubiah = 200k
5.      Snorkling guide                    = 150k
6.      Camera underwater             = 100k


Kapal ferri- mengarungi lautan biru dengan pelan dan aman. Teman-teman mengambil tempat paling atas kapal, panas memang namun menyenangkan (dilantai 2 kapal yang teduh dan disediakan tempat duduk pada penuhh sihh *mewek) lesehan sambil menikmati indahnya lautan di Nanggroe ini. Sekitar dua jam lebih kurang kia berlabuh di Balohan (Pelabuhan Sabang) setelah musyawarah singkat kita sepakat langsung menuju gapang untuk mencari penginapan karena menurut beberapa orang yang kami temui di kapal mengatakan bahwa di Gapang ada beberapa bungalow yang masih kosong. 3 hari sebelumnya saya telah menghubungi beberapa teman yang pernah ke Sabang dan mendapatkan beberapa kontak yang dapat dihubungi untuk penginapan namun sangat disayangkan kami terlambat bungalow-bungalow indah itu full booked, lalu searching di www.ecotourism.com sama saja, nomer yang dilampirkann di web pemandu online tersebutpun memberi jawaban yang mengecewakan; tak ada kamar yang tersisa untuk kami (ada sihh tetapi bukan untuk kita-kita ala backpacker xixixi) dan H-1 UK dan Azki masih sibuk mencoba menghubungi nomer penginapan yang tercantum dibrosur wisata Pulau Weh, huufft Brosurnya ga Update tuh masi harga 2012 kata beberapa pemilik Bungalow yang dihubungi UK dan Azki. 
Gapang Resort


Alhamdulillah banget sesampai di Gapang berkat pertolongan dua anak muda sabang yang kasihan melihat turis domestik tak tau arah lol sempet muter-muter ditempat yang sama, masi ada penginapan yang tersisa milik nenek-nenek J hehe lupa nama penginapannya apa, tepatnya setelah Dang-dangna Bungalow and Resto. Untuk selanjutnya sesi tawar-menawar kami serahkan dengan segala hormat kepada Riza si Ratu Tawar, beneran lho ni anak  jago banget dari harga 350k deal 250k. Kalau di Banda Aceh kami mau shopping ga lupa nenteng Riza biar irit pake buanget. Setelah deal kami menuju mushalla solat dhuhur dan istirahat sejenak sambil makan siang pulihkan energi untuk ke KM0.

Sekitar pukul 15.30 kami menuju KM0, menurut yang diinfokan oleh si-nenek tempat kami menginap jalannya sempit dan agak berbahaya bagi pendatang yang belum hafal jalanan disitu. Alhamdulillah kami sampai dan pulang dengan selamat. Memang sempit, namun telah diaspal sepanjang jalan dijamin aman dachh meskipun jalanan agak sepi. Setelah menikmati indahnya sunset kami harus berpacu dalam melodi, yahh melodi magrib yang akan meninggalkan kami. Tibalah disuatu daerah sebelum pos TNI, jalanan disitu yang paling bahaya. Gelap? Iyaa gelap buanget, mana bengkolannya patahpatah lagii. Oleh karena itu, tak lupa rasa dan ucapan terima kasih kami tak hanturkan kepada penerang kami dari belakang. Sorotan lampu mobil itu membantu. Semoga sang supir, penumpang didalamnya, pemilik mobilnya, perusahaan mobil tersebut dan desainernya semoga mendapatkan penerang ketika diterpa gelap meski bukan kami yang akan meneranginya kembali :')

Sampailah kami disebuah masjid setelah melewati Teupin Layeu,, bergegas shalat magrib dan kembali ke Gapang. Makan malam disebuah warung yang terletak di depan gerbang Gapang Resort 13k /porsi , Es teh manis 5k, minta air putih doank digelas juga bole n free lol. Lalu kembali ke penginapan dan santai sejenak di tepi pantai gapang. Ramai lho meski malam terus larut, tidak seperti di Banda Aceh seluruh tempat wisata magrib mulai sepi (y)

Keesokan harinya ba’da subuh kami kembali siap-siap melanjutkan agenda yang menjadi tujuan utama ke Pulau Weh yaitu agar bisa menyebrang ke Pulau Rubiah- snorkling time. Tetapi sebelumnya sempatkan diri menikmati hari terakhir di Gapang, dimana ujung lautan sana terlihan sunrise yang akan mengawali kehidupan.
 Setelah semua siap berangkat, kami langsung menuju Iboih untuk sarapan dan menyewakan semua perlengkapan yang dibutuhkan ke dan di Pulau Rubiah.
iboih-pulau rubiah



si adek (kiri) baru belajar renang wkwk


Setelah menikmati indahnya ciptaan Allah underwate, kami kembali ke Gapang untuk check out dan melanjutkan obyek wisata lainnya. Rencana awal kami adalah check in di kota, searah dengan jalan menuju kota kami singgah ke Air Terjun Priya Laot. Priya Laot adalah nama dese yang berlokasikan air terjun tersebut. Hanya 100m dari jalan utama, 500m masuk kita sampai di parkiran dan melanjutkan langkah setapak-setapak hingga sampai dibawah guyuran air terjun tersebut. Suasana hutan yang damai, kicauan burung yang indah, terdapat beberapa jembatan bagus untuk menyebrang sungai kecil dan hanya sebuah tantangan untuk sampai ke air terjun priya laot yaitu menanjaki bebatuan besar, lalu kami tersadar bahwa kami salah kostum. *ROTFL*  








Tak berlama-lama disana, mengingat waktu ashar telah tiba dan banyaknya pengunjung laki-laki saat itu. Keluar dari parkiran kami singgah di masjid untuk tunaikan shalat ashar terlebih dahulu, karena tujuan utama kami melakukan perjalanan-perjalanan adalah untuk menikmati keindahan alam yang ada agar bertambahnya rasa cinta kami kepada penciptanya, ya tidak mungkinlah shalat dinomer dua kan..betul apa betul? *maksa* wkwkwk

Sambil menunggu teman lainnya selesai shalat, ringtone hp saya berbunyi- si abang yang menelpon. Setelah ngobrol singkat dan tau keberadaan kami dimana dan kemana tujuan kami selanjutnya. Beliau punya solusi untuk menginap di rumah seorang warga sabang yang sudah menjadi keluarganya, Om Apit beliau memanggilnya. Langsung menuju kota dan menghubungi om Apit---- kami sampai di rumah Om Apit (setelah muter-muter ga hafal jalan =D ). Om Apit dan keluarga begitu welcome, seakan kami saudara jauh yang datang berkunjung. Dalam hitungan detik rumahnya menjadi rumah kami sendiri, setelah berbincang-bincang sejenak kami pamit menuju Sabang Fair *15 menit lagi sunset time lhoo*

Setelah meminta arahan jalan, kami berangkat dan sampai. Sabang Fair itu seperti taman, fasilitasnya juga bagus dan sayang tidak sempat mengambil foto. Namun saya pribadi lebih menyukai yang nature, jika lesehan bisa tersentuh dengan daun-daun kering atau pasir-pasir yang beraneka struktur. Lalu kami tancap gas menuju pantai kasih yang tidak begitu jauh dari sabang fair. Sempat harus beberapa kali bertanya, kami membaca pamfletnya tapi pantai tak ada. *lol* rupanya pantainya terletak dibawah, parkir motor diatas lalu turun menggunakan tangga yang ketika kami diatas tidak terlihat. Akhirnya sunset time kedua kami di pulau ini adalah di Pantai Kasih.








Azan berkumandang kami dalam perjalanan pulang, memang tidak jauh dari rumah namun cukup membuat Om Apit khawatir, sesampainya kami didepan pintu gerbang terlihat Om Apit sedang menelpon, iya menelpon kami. Selesai shalat magrib kami berkumpul dengan Om Apit diskusi dan sharing. Ternyata beliau adalah psikiater, begitu tepat pertemuan ini *lol* Allah telah mempertemukan seorang psikiater dengan pasien-pasien cantik yang sedang galau jajaja =D
Paginya, sebelum kami pamit pulang malah Om Apit yang pamit duluan. Beliau harus kembali ke Banda Aceh menggunakan kapal pagi. Tinggallah kami di rumah untuk beberapa puluh menit kedepan dengan atok dan anaknya. Selesai sarapan dan bersih-bersih kamipun segera pamit ke atok dan anaknya Om Apit sekaligus meminta petunjuk menuju Sumur Tiga.
Sebelum ke Sumur Tiga kami menuju Tapak Gajah dan Benteng Jepang, sempat bertanya lagi kepada warga dan sekelompok anak-anak kecil yang sedang bersepeda dengan suka rela mengantarkan kami.



Melanjutkan perjalanan dan sampailah disebuah komplek pantai sumur tiga, terlihat seperti pagar baru yang mengelilinginya kaarena dulu hanya pondok-pondok kecil dipinggri pantai saja yang ada, namun bukan itu tujuan utama saya mengajak teman-teman ke sumur tiga hihi yaitu menuju pantai yang boleh digantikan sebagai perjalanan ke kuta bali. Sambilan mencari tempatnya saya dan adik saya masuk ke sebuah lorong yang bertuliskan Pantai Ujoeng Kareung yang mana juga ada dalam list trip kami. Hanya meninjau sekilas bahwa disana ada sebuah tempat meeting-room yang besar terletak beberapa meter sebelum penghujung bukit yang dibawahnya terlihat pantai-aliran pantai sumur tiga. 

Kembali menyusul temans, lalu berhenti disebuah cafe (maaf lupa nama cafenya) mereka menyediakan parkiran dan menyebrang jalan hanya 100m masuk lorong ternyata benar itu tempatnya. Menurut salah seorang penjual disana, jalan masuknya telah dipindahkan bukan seperti dulu karena adda sengketa lahan dengan pemilik sebelumnya.






Menikmati Pantai Sumur Tiga pun harus dicukupkan, mengingat masih ada beberapa target belum dikunjungi. Kita lempang menuju Pantai Anoi Itam (*Pantai Pasir Hitam). Sudah lama saya tidak melihat pantai berpasir hitam, pasirnya yang memancarkan cahaya-cahaya kecil akibat pantulan sinar matahai menjadi pesona yang berbeda dari pantai ini. Santai di rangkang kecil sambil menikmati pop mie, teh botol segar dan pulot bakar merupakan kenangan indah liburan pertama saya terjauh yang saya lakukan dengan teman-teman sekoncoan.




‘bertanyalah tentang calon tetanggamu sebelum bertanya tentang rumah yang akan kau diami dan bertanyalah tentang kawan seperjalananmu sebelum bertanya tentang jalan yang akan engkau lalui.’ Demikian salah satu ungkapan tentang ukhuwah yang disampaikan oleh Sayyidina Alin bin Abi Thalib.

Setelah cukup menikmati Pantai Anoi Itam, kami melajutkan perjalanan. Info yang kami dapatkan dari pemilik warung jalan tersebut juga bisa menuju balohan dan indahnya pemandangan alam yang akan menemani perjalanan kami nantinya meski jalannya bagus namun cukup terjal, peleuhen nyan (hati-hati yahh) begitu pesan mereka. Selama di sabang sering saya melihat bahkan pengalaman kami sendiri warga-warga disana begitu ramah dan begitu gemar membantu sehingga para wisatawan domestik maupun manca negara tak perlu khawatir berada disana meski akan melakukan solo trip. Pulau Weh merupakan salah satu tempat di Aceh yang telah mempunyai Sapta Pesona, yaitu: Aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan.
Benar saja, setelah melewati lokasi Pantai Anoi Itam sekitar 20menit kemudian kami disuguhi pemandangan yang indah dan mengagumkan.




Disini kami bertemu sebuah komunitas MoGeYamaha yang terlihat baik dan friendly. Terdengar mereka menyebutkan Gunong Merapi, kami memberanikan diri menanyakan lokasi obyek wisata tersebut dan dengan senang hati mereka menawarkan jalan bersama. Hehe bismillah kami melanjutkan perjalanan ke Gunong Merapi. Naik gunung turun gunung dengan tertib dan bersahaja mereka mengendarai yamaha kebanggaan mereka. Setiap tikungan tajam mereka bunyikan klakson khasnya yang tentu pengguna jalan diseberang akan mendengar dengan jelas dan berhati-hati. Perlengkapan berkendaraan mereka lengkap dan jika melewati jalan berlubang dalam dari pengendara terdepan akan memberi aba-aba dengan menurunkan kaki tepat diatas lubang tersebut. Hehe kalau kami sih nyemplung duluan si kepala suku ke lubang dan yang lain ikut nyemplung juga *biar kompak alesannya gitu* satu hal yang dapat saya simpulkan selama beberapa puluh menit melakukan perjalanan dengan mereka adalah tidak semua yang bermotor gede itu anak gank alias gank motor, itu adalah hal buruk yang menjadi stereotype dalam masyarakat. Seperti mereka adalah komunitas yang setiap anggota yang bergabung akan ikut serta dengan program-program sosial yang mereka rencanakan seperti penggalangan bantuan jika ada musibah bencana alam. Terimakasih abang-abang keren yang mengikutsertakan kami dalam rombongan abang-abang hihi   




Setelah itu kami balik dan menuju balohan, kasihan sekali masih ada tempat yang belum dikunjungi. Arghhh sampai balohan kami telat gan, sudah mengantri lama kami tetap tak mendapat giliran masuk ke kapal ferri. Diberitahukan oleh petugas akan ada kapal selanjutnya, menunggulah dan menunggu. Langit pulau weh pun menangis *hujan deras* melepas kepulangan kami *ROTFL*
balohan-rame yakk

pendeteksi tsunami :'(