Friday, December 26, 2014

Tsunami, Bencana yang mendatangkan cinta.

Aceh, siapa yang tidak kenal dengan provinsi ini. Salah satu provinsi yang terletak di ujung Pulau Sumatra yang pernah disapa bencana dahsyat 10 tahun silam sehingga mengetuk setiap hati, menegur setiap jiwa, sungguh bencana yang mendatangkan cinta.  Sekarang Aceh kembali hidup dan terus berusaha bersaing dengan provinsi lain, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan, juga bidang lainnya. Yang mana dulu Aceh sempat mati dalam ketakutan, ketakutan menghadapi situasi perang yang siap meledak kapan saja dan ketakutan menatap masa depan jika perang berkepanjangan tersebut tidak pernah berhenti.
Benar seperti pepatah kami katakana bahwa pat ujeun nyang hana piram, pat prang nyang hana reuda (melayu: tidak ada hujan yang tidak reda, tidak ada perang yang tidak berkesudahan). Kun fayakun.. Allah berkehendak, dengan hantaman dahsyat Tsunami sekarang Aceh tidak dianak tirikan lagi, perangpun berhenti dan muda-mudi kembali berani bermimpi.
Aceh yang dulunya takut didatangi, namun sekarang menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang ingin dikunjungi. Mampu mendatangkan ribuan turis, mampu menawarkan daya tarik wisata yang memikat hati sehingga selalu dan terus ingin dinikmati, salah duanya adalah warung kopi dan pantai yang menjadi objek wisata paling diminati
Namun kali ini saya ingin mengajak rakan untuk wisata hati, wisata religi, wisata yang membuktikan benar bahwa adanya Ilahi dengan sapaan Tsunami hanya beberapa menit ke Serambi Mekkah ini.

 1. Mesjid Raya Baiturrahman



Mesjid Raya Baiturrahman adalah salah satu mesjid yang dilindungi Allah sehinggan tak tersentuh tsunami. Menjadi tempat berlindung bagi korban-korban yang menyelamatkan diri dari amukan dahsyat gelombong tersebut.


2. Makam Tgk. Di Pasie 

Makam Tgk. Di Pasie merupakan salah satu makam waliulah yang juga diselamatkan dari gelombang Tsunami. Makam ini terletak di Sigli.


Berikut adalah beberapa hal tentang Keajaiban Ilahi

3. Kapal di atas rumah
Kapal yang terletak di atas sebuah rumah akibat terseret gelombang tsunami. Lalu kapal ini dijadikan monument pengingat diri. Kapal ini terletak di desa Lampulo.

5. PLTD Kapal Apung
Jika kapal di atas kurang menyentuh hati akan kuasa Ilahi, bagaimana dengan raksasa besi ini?




PLTD apung pembangkit listrik tenaga diesel  yang mempunyai berat 2.600 ton ini terseret gelombang sejauh 3km dari laut. 

Ilustrasi saat Banda Aceh di sapa Tsunami

Monumen jam bundar ini menunjukkan  pukul 07.55 WIB tepat ketika gelombang tsunami  muncul.

Di atas kapal kita bisa menggukan teropong untuk melihat kota Banda Aceh, Jangan lupa bawa koin.


6. Museum Tsunami



Lalu segala kenang-kenangan dari amukan Tsunami tersebut diabadikan dalam museum yang berbentuk kapal ini.