Aceh,
siapa yang tidak kenal dengan provinsi ini. Salah satu provinsi yang terletak
di ujung Pulau Sumatra yang pernah disapa bencana dahsyat 10 tahun silam sehingga
mengetuk setiap hati, menegur setiap jiwa, sungguh bencana yang mendatangkan
cinta. Sekarang Aceh kembali hidup dan
terus berusaha bersaing dengan provinsi lain, baik dalam bidang pendidikan,
kesehatan, pembangunan, juga bidang lainnya. Yang mana dulu Aceh sempat mati
dalam ketakutan, ketakutan menghadapi situasi perang yang siap meledak kapan
saja dan ketakutan menatap masa depan jika perang berkepanjangan tersebut tidak
pernah berhenti.
Benar
seperti pepatah kami katakana bahwa pat
ujeun nyang hana piram, pat prang nyang hana reuda (melayu: tidak ada hujan
yang tidak reda, tidak ada perang yang tidak berkesudahan). Kun fayakun.. Allah berkehendak, dengan
hantaman dahsyat Tsunami sekarang Aceh tidak dianak tirikan lagi, perangpun
berhenti dan muda-mudi kembali berani bermimpi.
Aceh
yang dulunya takut didatangi, namun sekarang menjadi salah satu provinsi di
Indonesia yang ingin dikunjungi. Mampu mendatangkan ribuan turis, mampu
menawarkan daya tarik wisata yang memikat hati sehingga selalu dan terus ingin
dinikmati, salah duanya adalah warung kopi dan pantai yang menjadi objek wisata
paling diminati
Namun
kali ini saya ingin mengajak rakan untuk wisata hati, wisata religi, wisata
yang membuktikan benar bahwa adanya Ilahi dengan sapaan Tsunami hanya beberapa
menit ke Serambi Mekkah ini.
1. Mesjid Raya Baiturrahman
Mesjid
Raya Baiturrahman adalah salah satu mesjid yang dilindungi Allah sehinggan tak
tersentuh tsunami. Menjadi tempat berlindung bagi korban-korban yang
menyelamatkan diri dari amukan dahsyat gelombong tersebut.
2. Makam
Tgk. Di Pasie
Makam
Tgk. Di Pasie merupakan salah satu makam waliulah yang juga diselamatkan dari
gelombang Tsunami. Makam ini terletak di Sigli.
Berikut adalah beberapa hal tentang Keajaiban Ilahi
3. Kapal di atas rumah
Kapal
yang terletak di atas sebuah rumah akibat terseret gelombang tsunami. Lalu
kapal ini dijadikan monument pengingat diri. Kapal ini terletak di desa
Lampulo.
5. PLTD Kapal Apung
Jika
kapal di atas kurang menyentuh hati akan kuasa Ilahi, bagaimana dengan raksasa
besi ini?
PLTD apung pembangkit
listrik tenaga diesel yang mempunyai
berat 2.600 ton ini terseret gelombang sejauh 3km dari laut.
Ilustrasi saat Banda Aceh di sapa Tsunami |
Monumen jam bundar ini menunjukkan pukul 07.55 WIB tepat ketika gelombang tsunami muncul. |
Di atas kapal kita bisa menggukan teropong untuk melihat kota Banda Aceh, Jangan lupa bawa koin. |
Lalu segala
kenang-kenangan dari amukan Tsunami tersebut diabadikan dalam museum yang
berbentuk kapal ini.