Aku terbangun dalam isak tangis,sayup
terdengar lafadz tahlil suara nenek ditelingaku, beberapa detik kemudian azan
subuh pun berkumandang dan aku masih dalam tangis. Aku sadar apa yang terjadi,
namun tak bisa bergerak bangun juga tak bisa berhenti menangis. Sekilas fikirku
didalam tangis apakah waktuku telah tiba? Dan beberapa saat kemudian tanganku mulai bisa
kugerakkan, langsung saju aku bangun dari pembaringan. Igauan terberat selama
hidupku, padahal aku beranjak tidur seperti biasa dengan do’a, memohon maaf
atas dosa kecil yang mungkin tak sengaja aku lakukan, memaafkan orang-orang yang
seharian hingga aku beranjak tidur mungkin tak sengaja menyakitiku dan berharap
jika esok diizinkan bangun bisa melanjutkan impian-impianku kembali.
Setelah menunaikan shalat subuh, aku meraih
Xperia dan melihat ada sebuah pesan dari teman baikku yang merasa senang bahwa
dia tidak sendiri lagi berumur 23 wkwk dan juga disusul oleh ucapan dan do’a-do’a teman-teman
lainnya dari beberapa komunitas dan daerah. –Amin dan terima kasih, hanya itu
balasan yang mampu kuketik dengan harapan semua do’a-do’a baik itu terpantul
kembali bagi yang mendo’akan. Sesuai dengah hadis
riwayat Muslim, “ tidak ada seorang muslimpun yang mendo’akan kebaikan bagi
saudaranya (sesama uslim) tanpa
sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, dan bagimu juga kebaikan yang sama”.
Sudah lama saya berhenti meminta merayakan
ulang tahun secara formal. Selanjutnya hanya dirayakan oleh teman-teman dengan
kegiatan usil mereka dan sederhana. Hanya memerlukan telur secukupnya, tepung, pewarna makanan,
dan air. *LoL
ulang tahun yang ke-8 |
Pesijuek umur baru agar berkah- Almarhumah Mami, adik n ai |
Tak ada harapan baru selain dapat menjalankan
hidup dengan lebih baik dan bisa terus hidup dengan penuh cinta dari
orang-orang terkasih. Hakikatnya umurku bertambah dan usiaku terus berkurang,
tak ada yang perlu dikhawatirkan. Selagi masih ada kesempatan bernafas artinya
Allah juga masih memberiku kesempatan meraih apa yang belum kuraih, menelusuri apa yang belum
kutelusuri, impian-impianku masih sama seperti sebelumnya dan mencoba
menjalankan hidup sesuai dengan petuah
‘kejarlah dunia seakan kamu hidup selamanya dan kejar lah akhirat seakan kamu
mati esok’.